“May, kamu nyebar hoak apa?” itu WA pertamanya saat menghubungiku di hari itu, aku yang membacanya pun bingung. Menyebar hoak apa? Menurutku aku tak pernah sembarang menshare berita – berita yang tak jelas sumbernya, ditambah aku pun sebenarnya tak pernah benar – benar dekat dengannya dalam dunia nyata, aku hanya mengenalnya dari temanku dan aku pun hanya bercerita tentang kedekatanku dengannya tepatnya aku tidak terlalu dekat dengannya kami hanya kenal lewat WA dikenalkann oleh temanku Sari.atau jangan-jangan smartphoneku terkena hacker. Sekketika pikiranku berbaur campur aduk akhirnya setelah itu keberanikan membalas WA nya.
“nyebar hoak apa? Hp ku dari tadi aku taruh diatas meja.” balasku mencoba minta penjelasan
“itu kata Sari, masa kamu bilang aku punya cewek”
“emang iya kan? Aku lihat distatus WA kamu upload chattan sama cewek”
“bukan ko. makanya may, kalau ada apa-apa jangan suuzon dulu mending di tanya sama yang bersangkutan dulu itu temen ko bukan pacarku” jelasnya
“ohh, iya deh, maaf yah” balasku, sebenarnya aku tidak begitu percaya pada dia tapi berhubung temanku Sari adalah saudaranya, baiklah aku percaya Sari karena dia juga menjelaskan demikian.
Entah karena rasa bersalah atau apa berusaha baik kepadanya membalas pesannya dengan manis dan dia juga sangat menyenangkan menurutku, dia asik walau sedikit agak kaku menurut Sari dia tertutup dengan perempuan jadi aku berusaha memaklumi sikap kakunya itu. Kami bercerita benyak lebih tepatnya cerita ngelantur. Ha ha haa tapi aku suka jika mendapat teman yang lucu dan asik apalagi aku bisa tertawa sendiri dengan pembahasan yang kami buat.
“udah makan?” tanyanya
“udah, ini lagi ngemil”
“ngemil mulu”
“biar gemuk”
“segitu aja udah cukup ko”
“ini ma kurus”
“cakepan kurus”
“cakepan gemuk” kataku
“kaya bola?”
“Kaya bumi”
“gede bangat”
“ha ha haa”
Mungkin menurutmu percakapan seperti itu adalah hal biasa, tapi untukku yang selalu menutup diri dari laki-laki yang berusaha masuk kekehidupanku adalah hal yang luar biasa. Setidaknya setelah hari-hari itu aku sering merasakan bunga-bunga sedang bermekaran di hatiku, dan aku menikmatinya.
Waktu berjalan teru – menerus hingga temanku Sari memberi berita yang cukup mencengangkan untukku bagaimana tidak. Disaat aku mulai membuka hati pada seorang pria tiba – tiba Sari mengatakan bahwa ia sebenarnnya telah menjalin hubungan dengan wanita lain dan itu sudah berlangsung selama dua bulan berarti dia mempunyai pacar jauh sebelum aku mengenalnya. Bodoh sekali aku ini. Aku merasa sangat hancur saat itu, aku baru saja mulai mempercayai seorang laki – laki yang ku kira adalah laki – laki baik tapi ternyata dia hanyalah seorang penipu ulung.
Aku sangat kesal waktu itu maka aku menghapus kontaknya dari smartphone ku padahal nomor itu belum genap dua minggu menempati kontak telponku. Aku tidak marah pada Sari karena dia juga turut dibohongi oleh laki – laki itu, aku juga kecewa kepadaa diriku bagaimana mungkin aku bisa mudah sekali merasakan jatuh hati pada playboy kawakan seperti itu. Tapi, ada juga hikmah yang dapat ku ambil dari kejadian itu karena Allah masih menyayangiku maka Dia menjauhkan sesuatu yang belum halal untukku. Maka lebih baik aku seperti ini dahulu sampai waktunya tiba bahwa dia yang benar-benar dijodohkan padaku akan datang pada waktu dan keadaan yang tepat, dimana aku telah benar – benar siap untuk mengarungi cinta sesungguhnya.
Dan untuk sepenipu ulung itu, semoga kau cepat tobat. cintai dia yang disampingmu saat ini berhenti menjadi orang yang jahat untuknya Karenna menjadi orang yang tak anggap adalah sebuah luka yang sulit diungkapkan bagaimana wujudnya tapi sakitnya sangat-sangat terasa.